Selasa, 08 Maret 2011

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam


‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam
Dr Jeffrey Lang

Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional. “Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.

Saat menjadi siswa tahun terakhir di Notre Dam Boys High, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang memiliki keberatan rasional terhadap keyakinan akan keberadaan Tuhan. Diskusi dengan pendeta sekolah, orangtuanya, dan rekan sekelasnya tak juga bisa memuaskannya tentang keberadaan Tuhan. “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey!” kata ayahnya ketika ia membantah keberadaan Tuhan di usia 18 tahun.

Ia akhirnya memutuskan menjadi atheis pada usia 18 tahun, yang berlangsung selama 10 tahun ke depan selama menjalani kuliah S1, S2, dan S3, hingga akhirnya memeluk Islam.

Adalah beberapa saat sebelum atau sesudah memutuskan menjadi atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang tentang mimpinya itu:

Kami berada dalam sebuah ruangan tanpa perabotan. Tak ada apa pun di tembok ruangan itu yang berwarna putih agak abu-abu.

Satu-satunya ‘hiasan’ adalah karpet berpola dominan merah-putih yang menutupi lantai. Ada sebuah jendela kecil, seperti jendela ruang bawah tanah, yang terletak di atas dan menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melalui jendela itu.

Kami membentuk deretan. Saya berada di deret ketiga. Semuanya pria, tak ada wanita, dan kami semua duduk di lantai di atas tumit kami, menghadap arah jendela.

Terasa asing. Saya tak mengenal seorang pun. Mungkin, saya berada di Negara lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Kami serentak kami kembali duduk di atas tumit kami. Saat saya melihat ke depan, saya sadar kami dipimpin oleh seseorang di depan yang berada di sisi kiri saya, di tengah kami, di bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Saya hanya bisa melihat singkat punggungnya. Ia memakai jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih di kepalanya, dengan desain merah. Saat itulah saya terbangun.

Sepanjang sepuluh tahun menjadi atheis, Jeffrey Lang beberapa kali mengalami mimpi yang sama. Bagaimanapun, ia tak terganggu dengan mimpi itu. Ia hanya merasa nyaman saat terbangun. Sebuah perasaan nyaman yang aneh. Ia tak tahu apa itu. Tak ada logika di balik itu, dan karenanya ia tak peduli kendati mimpi itu berulang.

Sepuluh tahun kemudian, saat pertama kali memberi kuliah di University of San Fransisco, dia bertemu murid Muslim yang mengikuti kelasnya. Tak hanya dengan sang murid, Jeffrey pun tak lama kemudian menjalin persahabatan dengan keluarga sang murid. Agama bukan menjadi topik bahasan saat Jeffrey menghabiskan waktu dengan keluarga sang murid. Hingga setelah beberapa waktu salah satu anggota keluarga sang murid memberikan Alquran kepada Jeffrey.

Kendati tak sedang berniat mengetahui Islam, Jeffrey mulai membuka-buka Alquran dan membacanya. Saat itu kepalanya dipenuhi berbagai prasangka.

“Anda tak bisa hanya membaca Alquran, tidak bisa jika Anda tidak menganggapnya serius. Anda harus, pertama, memang benar-benar telah menyerah kepada Alquran, atau kedua, ‘menantangnya’,” ungkap Jeffrey.

Ia kemudian mendapati dirinya berada di tengah-tengah pergulatan yang sangat menarik. “Ia (Alquran) ‘menyerang’ Anda, secara langsung, personal. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, dan menantang. Sejak awal ia (Alquran) menorehkan garis perang, dan saya berada di wilayah yang berseberangan.”

“Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Dari situ menjadi jelas bahwa Sang Penulis (Alquran) mengetahui saya lebih baik ketimbang diri saya sendiri,” kata Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penulis membaca pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan sejumlah pertanyaan dan keberatan, namun selalu mendapati jawabannya pada bacaan berikutnya, seiring ia membaca halaman demi halaman Alquran secara berurutan.

“Alquran selalu jauh di depan pemikiran saya. Ia menghapus aral yang telah saya bangun bertahun-tahun lalu dan menjawab pertanyaan saya.” Jeffrey mencoba melawan dengan keras dengan keberatan dan pertanyaan, namun semakin jelas ia kalah dalam pergulatan. “Saya dituntun ke sudut di mana tak ada lain selain satu pilihan.”

Saat itu awal 1980-an dan tak banyak Muslim di kampusnya, University of San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja di mana sejumlah mahasiswa Muslim melakukan sholat. Usai pergulatan panjang di benaknya, ia memberanikan diri untuk mengunjungi tempat itu.

Beberapa jam mengunjungi di tempat itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, waktu shalat dzuhur tiba dan ia pun diundang untuk berpartisipasi. Ia berdiri dalam deretan dengan para mahasiswa lainnya, dipimpin imam yang bernama Ghassan. Jeffrey mulai mengikuti mereka shalat berjamaah.

Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel di karpet merah-putih. Suasananya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Ia lalu kembali duduk di antara dua sujud.

“Saat saya melihat ke depan, saya bisa melihat Ghassan, di sisi kiri saya, di tengah-tengah, di bawah jendela yang menerangi ruangan dengan cahaya. Dia sendirian, tanpa barisan. Dia mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih menutupi kepalanya, dengan desain merah.”

“Mimpi itu! Saya berteriak dalam hati. Mimpi itu, persis! Saya telah benar-benar melupakannya, dan sekarang saya tertegun dan takut. Apakah ini mimpi? Apakah saya akan terbangun? Saya mencoba fokus apa yang terjadi untuk memastikan apakah saya tidur. Rasa dingin mengalir cepat ke seluruh tubuh saya. Ya Tuhan, ini nyata! Lalu rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat yang berasal dari dalam. Air mata saya bercucuran.”

Ucapan ayahnya sepuluh tahun silam terbukti. Ia kini berlutut, dan wajahnya menempel di lantai. Bagian tertinggi otaknya yang selama ini berisi seluruh pengetahuan dan intelektualitasnya kini berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT.

Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya kepada Islam. “Saya tahu Tuhan itu selalu dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun tetap meninggalkan pilihan krusial kepada saya,” ujar Jeffrey kini.

Jeffrey kini professor jurusan matematika University of Kansas dan memiliki tiga anak. Ia menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim AS: Struggling to Surrender (Beltsville, 1994); Even Angels Ask (Beltsville, 1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah di banyak kampus dan menjadi pembicara di banyak konferensi Islam.

Ia memiliki tiga anak, dan bukan sebuah kejutan anaknya memiliki rasa keingintahuan yang sama. Jeffrey kini harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang dulu ia lontarkan kepada ayahnya. Suatu hari ia ditanya oleh anak perempuannya yang berusia delapan tahun, Jameelah, usai mereka shalat Ashar berjamaah. “Ayah, mengapa kita shalat?”

“Pertanyaannya mengejutkan saya. Tak sangka berasal dari anak usia delapan tahun. Saya tahu memang jawaban yang paling jelas, bahwa Muslim diwajibkan shalat. Tapi, saya tak ingin membuang kesempatan untuk berbagi pengalaman dan keuntungan dari shalat. Bagaimana pun, usai menyusun jawaban di kepala, saya memulai dengan, ‘Kita shalat karena Tuhan ingin kita melakukannya’,”

“Tapi kenapa, ayah, apa akibat dari shalat?” Jameela kembali bertanya. “Sulit menjelaskan kepada anak kecil, sayang. Suatu hari, jika kamu melakukan shalat lima waktu tiap hari, saya yakin kami akan mengerti, namun ayah akan coba yang terbaik untuk menjawan pertanyaan kamu.”

sumber : http://www.republika.co.id

Rumah Terbang



Rumah Ini Bisa Terbang Gara-gara Balon!
Rumah yang akhirnya bisa terbang gara-gara balon

Masih ingat dengan film kartun Up! buatan Pixar beberapa bulan lalu? Film yang mengisahkan cerita orang tua dan anak kecil yang berpetualang ke Amerika Selatan dalam sebuah rumah yang diterbangkan oleh balon.

Ide rumah yang bisa diangkat oleh balon di film ini coba diwujudkan oleh tim National Geographic. Benarkah ratusan balon bisa mengangkat sebuah rumah dengan beberapa orang di dalamnya? Ternyata bisa!

Menggunakan 300 balon helium, mereka berhasil mengangkat sebuah rumah setinggi 10 ribu kaki (atau 10 tingkat) selama sejam. Namun, rumah yang diangkat ini bukanlah rumah betulan, melainkan rumah ringan yang terdiri dari papan.

Tapi uji coba ini sudah menggembirakan para kru. Produser eksekutif Ben Bowie mengatakan, tadinya tim pesimistis bisa mengangkat sebuah rumah dengan 300 balon. Eh ternyata bisa dan itu mengagetkan semua orang.



sumber : http://www.republika.co.id

Pameran Benda Seni Islami di Gereja Amsterdam


Wow! Ada Pameran Benda Seni Islami di Gereja di Amsterdam
Koleksi benda seni Islami milik Khalili

David Khalili (65 tahun). Ia kini dikenal sebagai kolektor benda-benda seni bersejarah Islam terbesar di dunia. Koleksinya sudah mencapai 25 ribu item, dan kini koleksinya dipamerkan di dalam gereja Nieuwe Kerk di Amsterdam.

"Kami berdiri di dalam gereja kristen memandangi seni islam yang dikoleksi seorang yahudi," kata Khalili sambil tertawa. "Adakah cara yang lebih baik untuk menunjukkan keharmonisan dari ke tiga agama dunia ini?" sambung dia.

Khalili berdarah campuran. Di tubuhnya mengalir darah Yahudi-Iran. Lahir di Isfahan, Iran, pria ini menganggap seni adalah yang terindah di dunia ini dan ia ingin berbagi antusiasmenya itu dengan dunia. Sebanyak lima ratus potong seni koleksinya ia pamerkan.

Ia mulai mengoleksi benda-benda seni Islam sejak 1970-an. "Koleksi Khalili ini bersifat ensiklopedia', kata pakar Arab Luit Mols, penulis katalog pameran di Amsterdam ini. "?"Koleksinya terdiri dari benda-benda seni utama dari semua zaman, kawasan dan bentuk," sambung Mols.

Di Nieuwe Kerk dapat disaksikan antara lain kitab kaligrafi Al-Quran dari abad pertama, miniatur Persia yang apabila diperbesar 100 kalipun masih akan tampak detail-detail indahnya, seni gelas kaca yang bercita rasa halus, keramik, perhiasan, dan tekstil. ' Tidak semua benda seni islam itu agamis', tegas Khalili.

Koleksi ini betul-betul menguntungkan Khalili. Ketika ia mulai mengkoleksi di tahun 70-an, ia masih seorang pionir. Tetapi dalam 15 tahun belakangan, terutama di kawasan Teluk, semakin banyak minat terhadap warisan budaya sendiri. Banyak kolektor pribadi maupun museum yang membeli benda-benda seni. Oleh karena itu, hargapun meningkat dan koleksi Khalili juga naik nilainya sampai lebih dari satu miliar euro.

Tapi bagi Khalili bukanlah uang. "Seni menjadi bagian dari kemanusiaan, saya hanyalah penjaga sementara,". Mantan pakar komputer yang dijuluki 'duta besar budaya Islam' ini memiliki satu misi: "Saya ingin menunjukkan pada dunia bahwa seni Islam adalah seni yang paling indah dan beragam di dunia. Sampai batas tertentu, budaya Eropa behutang budi pada Islam,".

Khalili menganggap tugasnya untuk menjaga seni islam bagi generasi berikutnya. Ia meminta ilmuwan internasional tersohor untuk meneliti dan mengkatalogkan koleksinya. Menurutnya, ini merupakan ensiklopedia seni islam terbesar yang pernah ditulis. "Saya hendak membuat 40.000 kopi dan mengirimkannya gratis ke seluruh universitas di dunia," katanya.

Salah satu benda seni kesukaannya adalah lukisan Persia yang menggambarkan Musa, Yesus, dan Muhammad. "Ke tiga agama monotheisme ini adalah kakak beradik dari keluarga yang sama yang dulu hidup bersama secara harmonis. Lukisan ini adalah buktiknya," kata dia.

sumber : http://www.republika.co.id

Senin, 07 Maret 2011

Triple Filter Test Socrates


Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu dengan filsuf besar itu dan berkata, “Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?”

“Tunggu beberapa menit,” Socrates menjawab. “Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test.”

“Triple filter Test?”
“Benar,” kata Socrates.
“Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah ebabnya saya menyebutnya triple filter test.”

“Filter petama adalah KEBENARAN. Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?”
“Tidak,” jawab orang itu, “Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu.”
“Baik,” kata Socrates. “Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua,
filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?”

“Tidak, malah sebaliknya.. .”
“Jadi,” Socrates melanjutkan, “Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu esempatan lagi karena masih ada sattu filter lagi,
yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?”

“Tidak, sama sekali tidak.”
“Jadi,” Socrates menyimpulkannya, “Bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?”

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat.

sumber : http://www.googlebottle.com/

Yang Perlu Diwaspadai dari Pikiran ke Badan



  • Jika sering membiarkan diri kita stres maka kita akan mengalami gangguan pencernaan.
  • Jika sering khawatir, kita bisa terkena sakit punggung.
  • Jika mudah tersinggung maka kita akan terkena insomnia (susah tidur).
  • Jika sering kebingungan, akan terkena sakit tulang belakang bagian bawah.
  • Jika sering membiarkan rasa takut yang berlebihan, akan mudah terkena penyakit ginjal.
  • Jika suka cemas akan diikuti sakit dyspepsia (sulit mencerna).
  • Jika suka marah bisa sakit hepatitis.
  • Jika sering apatis/acuh terhadap lingkungan, bisa mengakibatkan vitalitas melemah.
  • Jika sering tidak sabar, bisa mengakibatkan diabetes (sakit gula).
  • Jika sering merasa kesepian, bisa mengakibatkan sakit demensia senelis (memori & kontrol fungsi tubuh berkurang).
  • Jika sering bersedih, bisa menderita leukemia.
  • Melihat ke atas : memperoleh semangat untuk maju.
  • Melihat ke bawah : bersyukur atas semua yang ada.
  • Melihat ke samping : semangat kebersamaan.
  • Melihat ke belakang : sebagai pengalaman berharga.
  • Melihat ke dalam : untuk instropeksi.
  • Melihat ke depan : untuk menjadi lebih baik.
  • Pelihara hati yang gembira, bersyukur dan selalu “Positive Thinking”.

(Dr. Masaru Emoto San dalam buku “Efek Kesehatan dari Pikiran Negatif)

sumber : lifestyle.kompasiana.com

Sabtu, 05 Maret 2011

Galaksi Bima Sakti Disesaki 50 Miliar Planet


Galaksi Bima Sakti ternyata dipenuhi oleh sedikitnya 50 miliar planet.

Kesimpulan itu diperoleh para ilmuwan yang bekerja pada teleskop antariksa pemburu planet, Kepler, milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA.

Hingga kini, teleskop Kepler memang belum bisa menemukan seluruh planet tersebut. Baru ada sekitar 1.235 kandidat planet yang ditemukan. Namun, angka 50 miliar muncul dari hasil perkiraan terbaik para ilmuwan berdasarkan data awal yang mereka miliki.

Pesawat luar angkasa, Kepler, yang diluncurkan sejak Maret 2009 adalah 'observatorium' paling rumit yang pernah ada. Teleskop luar angkasa itu didedikasikan untuk mempelajari planet alien alias planet-planet yang berada di luar tata surya.

"Saya sangat senang karena kami menemukan begitu banyak kandidat planet," ujar William Borucki, Principal Investigator, Kepler, kepada situs Space.com.

"Ini artinya ada begitu banyak lautan planet di luar sana yang bisa dieksplorasi," tutur Borucki, pada ajang tahunan American Association for the Advancement of Science.

Dari 1.235 kandidat planet yang telah ditemukan Kepler, 54 planet dikategorikan memiliki potensi sebagai planet goldilock atau habitable (planet yang mungkin bisa didiami oleh manusia).

Sementara itu, untuk galaksi Bima Sakti secara keseluruhan, ilmuwan memperkirakan ada sekitar 500 juta planet habitable, dari sekitar 50 miliar planet yang ada.

Sumber : http://teknologi.vivanews.com

Selasa, 01 Maret 2011

Ilmu Pengetahuan Internasional 2010 dan Tantangan Teknik Visualisasi

1. Model 3D HIV Paling Rinci di Dunia
Dibuat dari berbagai sumber di virologi, analisis sinar-X, dan spektroskopi NMR, konfigurasi spasial dari protein digambarkan sesuai dengan pemahaman paling maju dari struktur tiga-dimensi mereka. Gambar ini memenangkan hadiah pertama dalam kategori ilustrasi.

2. Enterobacteria Phage T4
Ini penyebutan yang terhormat dalam ilustrasi menunjukkan enterobacteria virus T4 mengambil bakteri. Bakteriofag menginfeksi bakteri, mengambil alih fungsi dan menggunakan mereka untuk meniru dan melepaskan virus lebih banyak . Proses ini terjadi pada skala yang jauh terlalu kecil untuk dilihat.

3.
Usulan Struktur Spin Mitosis Ragi
Ini representasi 3-D komputer-gen dari struktur sebuah kumparan ragi selama metafase mitosis waktu dua tahun untuk berkembang. Kuning mewakili DNA dan ungu menggambarkan kondensasi protein. Kami tidak yakin apa arti sisa itu , tapi pasti terlihat cukup rinci untuk mendapatkan menyebutkan terhormat dalam kategori ilustrasi.

4. Pengenalan
Jamur
Infographic ini tidak memerlukan pengenalan, semua rincian dapat dilihat disanan. Pemenang Graphics Informational kompetisi secara ringkas menjelaskan berbagai macam jamur di dunia kita dan bagaimana mereka mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita dengan cara yang terlihat dan tak terlihat.

5. Gambar nano
Kanvas biru ini sebenarnya emas. Pemenang dari kategori fotografi, nano-pic ini menunjukkan dua jenis molekul pada permukaan emas yang berkumpul membentuk monolayer yang dapat dimanipulasi. Kemampuan untuk memanipulasi properti dari permukaan pada skala nano bisa menyebabkan segala macam ilmu material melakukan terobosan menarik.

6.
TRIKOMA (Rambut) pada Biji Tomat
Ini adalah gambar bulu kecil pada permukaan biji tomat pada umumnya. Rambut mengeluarkan lendir, membran seperti film yang membantu jangkar benih ke tanah dan membuat serangga di teluk.

sumber : www.popsci.com

Pemberitahuan IPB tentang Susu Formula yang Terkontaminasi Bakteri Enterobacter sakazakii


sumber : http://ipb.ac.id/